Sabun merupakan suatu kebutuhan pokok
manusia yang selalu digunakan sehari-hari. Fungsi utamanya adalah membersihkan.
Di lingkungan sekitar, banyak macam wujud sabun yang dapat ditemui, baik yang
dalam bentuk cair, lunak, krim, maupun padat. Kegunaannya pun beragam, ada yang
sebagai sabun mandi, sabun cuci tangan, sabun kecantikan, sabun cuci peralatan
rumah tangga dan lain sebagainya. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak
yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair
juga telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan
pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi
mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang, deterjen sintetik telah
menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan. Banyak sabun merupakan campuran garam natrium
atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan
direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu
80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan
terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara
tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari
pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak
tumbuhan, seperti minyak zaitun. Bengkoang merupakan liana tahunan yang dapat
mencapai panjang 4-5 m, sedangkan akarnya dapat mencapai 2 m. Batangnya
menjalar dan membelit, dengan rambut-rambutnya halus yang mengarah ke bawah.
Tumbuhan
ini membentuk umbi akar (cormus) berbentuk bulat atau membulat seperti gasing
dengan berat dapat mencapai 5 kg. Kulit umbinya tipis berwarna kuning pucat dan
bagian dalamnya berwarna putih dengan cairan segar agak manis. Umbinya
mengandung gula dan pati serta fosfor dan kalsium. Umbi ini juga memiliki efek
pendingin karena mengandung kadar air 86-90%. Rasa manis berasal dari suatu
oligosakarida yang disebut inulin (bukan insulin!), yang tidak bisa dicerna
tubuh manusia. Sifat ini berguna bagi penderita diabetes atau orang yang
berdiet rendah kalori. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
kelayakan sabun dari ekstrak bengkoang kepada masyarakat secara kualitatif. Manfaat
dari penelitian ini yaitu penulis berharap laporan ini dapat memberikan
manfaat, bagi pembaca umumnya. Dan bagi masyarakat pengkonsumsi bengkoang.
Sehingga limbah ekstrak bengkoang yang mengandung banyak manfaat tidak dibuang
dengan sia-sia. Batasan masalah dalam pembuatan sabun dari ekstrak bengkoang
ini tidak diperlukan perolehan data secara kuantitatif ( uji emulsi sabun ).
Ekstrak bengkoang mengandung
oligosakarida, inulin, antioksida, karbohidrat, vitamin, dan air. Bengkoang ini
dapat diekstraksi dengan cara sederhana, dan biaya yang tidak seberapa mahal.
NaOH merupakan salah satu senyawa ion yang bersifat basa kuat, dan memiliki
sifat korosif. Dalam kehidupan sehari hari, senyawa ini biasa kita sebut dengan
nama soda api. Minyak sawit atau minyak kelapa sawit adalah minyak nabati
edible yang didapatkan dari mesocarp buah pohon kelapa sawit. Minyak zaitun
adalah minyak yang didapat dari buah zaitun. Manfaat minyak zaitun sangat
banyak bagi kesehatan karena mengandung lemak tak jenuh yang tinggi. Asam
stearat adalah asam lemak jenuh yang memliki berbagai kegunaan seperti
komposisi tambahan dalam makanan, kosmetik, dan produk industry.
Alat dan bahan : gelas ukur ( 50 ml ), timbangan, gelas,
pipet tetes, cetakan, sendok, minyak sawit ( 9 gram ), minyak zaitun ( 6 gram
), tepung beras ( 6 gram ), asam stearat ( 1 gram ), padatan NaOH ( 3 gram ), ekstrak
bengkoang (10 tetes ).
Cara kerja :
˗
Masukkan 3 gram NaOH dalam 6 ml aquades ke dalam gelas 1.
Diamkan hingga larutan hingga mencapai suhu ruangan
˗
9 gram minyak sawit, 6 gram minyak kelapa, 6 gram minyak
zaitun. Campurkan ketiganya dalam gelas 2. Tambahkan 1 gram asam stearat,
panaskan hingga larut. Selanjutnya diamkan dan hangatkan pada suhu 500 -
600C
˗
Campurkan larutan NaOH ( gelas 1 ) ke dalam gelas 2. Aduk
sampai homogen dan mengental
˗
Masukkan adonan tepung beras dan tambahkan 15 tetes ekstrak
bengkoang dan aduk kembali. Tuang campuran ( sabun ) ke dalam cetakan. Biarkan
sampai 2 hari
Data yang diperoleh adalah data kualitatif yang diperoleh dari responden
Skor 4 : aspek aroma sangat harum, tekstur sangat lembut, penampilan
sangat menarik
Skor 3 : aspek aroma harum, tekstur lembut, penampilan menarik
Skor 2 : aspek aroma cukup harum, tekstur cukup lembut, penampilan cukup
menarik
Skor 1 : aspek aroma kurang harum, tekstur kurang lembut, penampilan
kurang menarik
Menghitung rata-rata berdasarkan hasil penelitian responden terhadap
aspek aroma, tekstur, penampilan. Dengan kriteria kelayakan sebagai berikut
3,6 - 4,0 : sangat layak
3,1 - 3,5 : layak
2,1 - 3,0 : cukup layak
1,0 - 2,0 : tidak layak
Hasil penelitian dari sabun ini mendapatkan nilai rata rata
dari aspek :
Aroma : 2,4 ( cukup layak )
Tekstur : 3,8 ( sangat layak )
Penampilan : 3,2 ( layak )
Dari hasil penelitian dilihat dari aspek aroma, tekstur, dan penampilan
nilai rata-ratanya adalah 3,1. Berarti sabun ini cukup layak untuk digunakan
oleh masyarakat. Produk dari aspek aroma cukup layak untuk digunakan karena
kurangnya dalam penambahan ekstrak bengkoang. Dari aspek tekstur sangat layak
digunakan karena waktu pemindahan sabun ke cetakan sangat rapi sehingga tekstur
menjadi lembut. Dan dari aspek penampilan layak untuk digunakan karena produk
ini menarik untuk dipandang oleh masyarakat. Simpulan dari hasil penelitian
ini, dapat kita simpulkan produk ini cukup layak digunakan dalam masyarakat.
Sebaiknya dalam uji diperlukan percobaan secara kuantitatif (emulsi sabun)
DAFTAR PUSTAKA
Modul Sains kelas XI
NAMA :RIZKY ANNISA PUTRI
KELAS : XII IPA 3
NO.ABSEN :40
Tidak ada komentar:
Posting Komentar