Senin, 05 Maret 2018

PEMBUATAN SABUN DARI EKSTRAK BENGKOANG


Sabun merupakan suatu kebutuhan pokok manusia yang selalu digunakan sehari-hari. Fungsi utamanya adalah membersihkan. Di lingkungan sekitar, banyak macam wujud sabun yang dapat ditemui, baik yang dalam bentuk cair, lunak, krim, maupun padat. Kegunaannya pun beragam, ada yang sebagai sabun mandi, sabun cuci tangan, sabun kecantikan, sabun cuci peralatan rumah tangga dan lain sebagainya. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan.  Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun. Bengkoang merupakan liana tahunan yang dapat mencapai panjang 4-5 m, sedangkan akarnya dapat mencapai 2 m. Batangnya menjalar dan membelit, dengan rambut-rambutnya halus yang mengarah ke bawah. Tumbuhan ini membentuk umbi akar (cormus) berbentuk bulat atau membulat seperti gasing dengan berat dapat mencapai 5 kg. Kulit umbinya tipis berwarna kuning pucat dan bagian dalamnya berwarna putih dengan cairan segar agak manis. Umbinya mengandung gula dan pati serta fosfor dan kalsium. Umbi ini juga memiliki efek pendingin karena mengandung kadar air 86-90%. Rasa manis berasal dari suatu oligosakarida yang disebut inulin (bukan insulin!), yang tidak bisa dicerna tubuh manusia. Sifat ini berguna bagi penderita diabetes atau orang yang berdiet rendah kalori. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan sabun dari ekstrak bengkoang kepada masyarakat secara kualitatif. Manfaat dari penelitian ini yaitu penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat, bagi pembaca umumnya. Dan bagi masyarakat pengkonsumsi bengkoang. Sehingga limbah ekstrak bengkoang yang mengandung banyak manfaat tidak dibuang dengan sia-sia. Batasan masalah dalam pembuatan sabun dari ekstrak bengkoang ini tidak diperlukan perolehan data secara kuantitatif ( uji emulsi sabun ).
Ekstrak bengkoang mengandung oligosakarida, inulin, antioksida, karbohidrat, vitamin, dan air. Bengkoang ini dapat diekstraksi dengan cara sederhana, dan biaya yang tidak seberapa mahal. NaOH merupakan salah satu senyawa ion yang bersifat basa kuat, dan memiliki sifat korosif. Dalam kehidupan sehari hari, senyawa ini biasa kita sebut dengan nama soda api. Minyak sawit atau minyak kelapa sawit adalah minyak nabati edible yang didapatkan dari mesocarp buah pohon kelapa sawit. Minyak zaitun adalah minyak yang didapat dari buah zaitun. Manfaat minyak zaitun sangat banyak bagi kesehatan karena mengandung lemak tak jenuh yang tinggi. Asam stearat adalah asam lemak jenuh yang memliki berbagai kegunaan seperti komposisi tambahan dalam makanan, kosmetik, dan produk industry.

Alat dan bahan : gelas ukur ( 50 ml ), timbangan, gelas, pipet tetes, cetakan, sendok, minyak sawit ( 9 gram ), minyak zaitun ( 6 gram ), tepung beras ( 6 gram ), asam stearat ( 1 gram ), padatan NaOH ( 3 gram ), ekstrak bengkoang (10 tetes ).
Cara kerja :
˗          Masukkan 3 gram NaOH dalam 6 ml aquades ke dalam gelas 1. Diamkan hingga larutan hingga mencapai suhu ruangan
˗          9 gram minyak sawit, 6 gram minyak kelapa, 6 gram minyak zaitun. Campurkan ketiganya dalam gelas 2. Tambahkan 1 gram asam stearat, panaskan hingga larut. Selanjutnya diamkan dan hangatkan pada suhu 500 - 600C
˗          Campurkan larutan NaOH ( gelas 1 ) ke dalam gelas 2. Aduk sampai homogen dan mengental
˗          Masukkan adonan tepung beras dan tambahkan 15 tetes ekstrak bengkoang dan aduk kembali. Tuang campuran ( sabun ) ke dalam cetakan. Biarkan sampai 2 hari


Data yang diperoleh adalah data kualitatif yang diperoleh dari responden
Skor 4 : aspek aroma sangat harum, tekstur sangat lembut, penampilan sangat menarik
Skor 3 : aspek aroma harum, tekstur lembut, penampilan menarik
Skor 2 : aspek aroma cukup harum, tekstur cukup lembut, penampilan cukup menarik
Skor 1 : aspek aroma kurang harum, tekstur kurang lembut, penampilan kurang menarik
Menghitung rata-rata berdasarkan hasil penelitian responden terhadap aspek aroma, tekstur, penampilan. Dengan kriteria kelayakan sebagai berikut
3,6 - 4,0    :  sangat layak
3,1 - 3,5    :  layak
2,1 - 3,0    :  cukup layak
1,0 - 2,0    :  tidak layak

Hasil penelitian dari sabun ini mendapatkan nilai rata rata dari aspek :
Aroma     : 2,4 ( cukup layak )
Tekstur    : 3,8 ( sangat layak )
Penampilan : 3,2 ( layak )


Dari hasil penelitian dilihat dari aspek aroma, tekstur, dan penampilan nilai rata-ratanya adalah 3,1. Berarti sabun ini cukup layak untuk digunakan oleh masyarakat. Produk dari aspek aroma cukup layak untuk digunakan karena kurangnya dalam penambahan ekstrak bengkoang. Dari aspek tekstur sangat layak digunakan karena waktu pemindahan sabun ke cetakan sangat rapi sehingga tekstur menjadi lembut. Dan dari aspek penampilan layak untuk digunakan karena produk ini menarik untuk dipandang oleh masyarakat. Simpulan dari hasil penelitian ini, dapat kita simpulkan produk ini cukup layak digunakan dalam masyarakat. Sebaiknya dalam uji diperlukan percobaan secara kuantitatif (emulsi sabun)

DAFTAR PUSTAKA
Modul Sains kelas XI






NAMA            :RIZKY ANNISA PUTRI
KELAS           : XII IPA 3
NO.ABSEN    :40

Tidak ada komentar:

Posting Komentar